MegaSofifi.com,- – Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Prov Maluku Utara, Asrul Gailea.SE.MM menghadiri sekaligus menjadi pemateri dalam kegiatan diskusi, yang diselenggarakan oleh biro kajian dan strategi pengurus wilayah XI Maluku-Maluku Utara- Papua- Papua Barat, Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) bertempat di Aula Fakultas Ekonomi Unkhair, Selasa (24/1/23)
Dalam diskusi kali ini mengusung tema “SDM Dan Tantangan Masa Depan Maluku Utara” yang di hadiri oleh Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisinis, Sekertaris Wilayah XI ISMEI, para ketua senat Unkhair, Univ Muhammadiyah Malut, IAIN Ternate, serta tamu undangan lainnya.
Asisiten III dalam paparannya mengatakan bahwa keunggulan Provinsi Maluku Utara di Indonesia yakni pertumbuhan ekonomi di kisaran 27 %, kemudian menurut data BPS bahwa Maluku Utara juga merupakan Provinsi paling bahagia, kemiskinan rendah 6,01%, infalasi terendah pada angka 3,32 % dan pengangguran terbuka yakni di angka 4,71%.
Kebijakan pembangunan Maluku Utara dalam konektifitas transportasi yaitu pembangunan bandara Babullah Ternate dan didukung oleh delapan bandara pengumpul yang tersebar di Halut, Halsel, Morotai, Haltim, dan Halteng yang dilayani oleh pesawat garuda, batik air, lion air, sriwijaya air, serta susi air.

Ia katakan, kapasitas produksi feronikel pertahun 28 RKEFs 2.100.000 ton per tahun, fero chrome mill 300.000 ton per tahun, stantes steel 1.000.000 ton per tahun, dan Ni+Co Hydroxide bayeray EV 120.000 ton per tahun. Pertambangan yakni Kawasan industri weda bay nikel dengan nilai investasi US$ 7.500 juta, serta kawasan industri Obi US$ 2.126.000.000
Dalam bidang perikanan, lanjut Asrul, bahwa Maluku Utara memproduksi perikanan tangkap tuna, cakalang, Tongkol, Damersel, Karang dengan total 320.950 ton. Realisasi investasi PMBN/PMA di Maluku Utara, sampai dengan triwulan III yakni 80 proyek dengan total Rp.17.794.478.417.074.
Kawasan ekonomi khusus KEK dengan kegiatan utama yakni industri pengolahan, perikanan, parawisata, dan logistik. dengan target investasi 2030 dengan nilai Rp.30.440. Dengan peluang investasi di zona parawisata serta zona industri perikanan.
Isu-isu strategi di Provinsi Maluku Utara, kata Asrul. yaitu kurangnya kualifikasi SDM bidang teknis di sektor usaha pertambangan, terbatasnya fasilitas balai latihan tenaga kerja, kurang minat generasi muda mejadi petani melineal, belum tersedianya fasilitas pelabuhan ekspor, kecilnya dana DBH dari kementrian, masih rendahnya budaya kerja, serta terbatasnya hilirisasi industri. (*/Enji)