Misi Dagang dan Investasi, Pemprov Malut dan Jatim Serta Para Pengusaha Lakukan PKS

MegaSofifi com,- Untuk tingkatkan jejaring konektivitas antara Provinsi Jawa Timur (Jatim) dengan Provinsi Maluku Utara (Malut), kedua pihak melakukan misi perdagangan antar daerah yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), pada Kamis (14/12) di gamalam ballroom Sahid Internasional hotel Ternate.

Terdapat beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dari Pemprov Jatim dan Malut yang melakukan PKS, yaitu: Dinas Kelautan dan Perikana, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, Dinas Peternakan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa. Selain itu, ada juga PKS dari KADIN, HIPMI, IWAPI, REI dan FORKAS.

Sekprov Malut, Drs. Samsuddin A. Kadir M.Si, saat membacakan sambutan tertulis Gubernur, mengatakan bahwa kegiatan forum bisnis ini merupakan suatu interaksi dan usaha untuk menciptakan atau meningkatkan perdagangan serta perluasan jaringan pasar produk unggulan agar tercapai keberhasilan yang optimal. Sesuatu yang sudah kita rencanakan, berhasil atau tidak, harus terus bergerak kearah yamg wajar antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial. Kebijakan ini, sebenarnya dapat dijelaskan sebagai cara melakukan segmentasi pasar secara geografis, demografis, tempat pembidikan pasar, produk, harga, dan promosi yang akan mempengaruhi perilaku dan nilai manfaat dalam suatu usaha perekonomian.

penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), pada Kamis (14/12) di gamalam ballroom Sahid Internasional hotel Ternate.(Foto:adm)

“Pangsa pasar harus proporsional antara kemampuan dan nilai potensi produk terhadap penjualan. Peningkatan jejaring pasar ditunjukkan dan dinyatakan dalam angka prosentase, sehingga  diketahui kedudukan nilai produk yang dapat dipergunakan dalam pedoman atau standar keberhasilan pemasaran nilai produk unggulan sebagai jejaring pasar yang produktif,” katanya.

Sekprov juga mengungkapkan,
Strategi pengembangan usaha merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan penjualan atas produk yang sudah ada pada pasar yang baru. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari berbagai kemungkinan yang pemerintah lakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang maksimal.

Melalui momentum ini, Sekprov sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak dan seluruh komponen masyarakat, atas terciptanya suasana aman dan damai di Malut, dengan harapan suasana ini senantiasa terpelihara untuk  mewujudkan akselerasi pembangunan ekonomi dan aktivitas kehidupan masyarakat yang sejahtera.

“Tentunya selaku pemerintah daerah, kami menyampaikan penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada Ibu Gubernur Jawa Timur, Dr. Khofifah dan Sekprov serta semua pihak yang telah berupaya membangun dan mengembangkan kerjasama dibidang ini, sehingga terwujudnya peluang usaha bagi para pelaku ekonomi di Malut dan Jatim,” ucapnya.

Sementara itu, Sekprov Jatim, Adhy Karyono A.K.S M.Ap, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini, dengan harapan mampu memberikan dampak signifikan bagi hunungan kerja sama utamanya dibidang ekonomi dan budaya antar kedua daerah (Jatim dan Malut).

Misi dagang Jatim dan Malut kali ini, merupakan misi dagang yang ke 8 (delapan) kali yang dilaksanakan pada tahun 2023. dimana pada bulan September 2023 dilaksanakan di Provinsi Banten yang mencatatkan nilai komitmen transaksi Rp 340,477 miliar.

“Kegiatam misi dagang ini merupakan upaya fasilitasi pemerintah Jatim untuk mempertemukan pelaku usaha dari Jatim dan provinsi mitra dalam menyebarluaskanpotensi produk Industri, Perdagangan, Perikanan, Agribisnis dan peluang investasi lainnya secara terintegrasi dalam rangka memenuhi subtitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lainnya yang mampu tingkatkan nilai perdagangan dalam negeri,” ungkapnya.

Melalui sinergi, kolaborasi, serta berbagai langkah strategis yang dilakukan semua pihak, perekonomian Jatim tumbuh sebesar 4,68 persen (Y-ON-Y) pada triwulan III tahun 2023, Jatim tetap menjadi lokomotif perekonomian nasional dengan kontribusi sebesar 14,13 persen terhadap PDB Indonesia dan 25,56 persen pada PDRB Pulau Jawa.

Menurutnya, terdapat 3 (tiga) pilar utama untuk mendorong  bangkitnya Jatim, yaitu sektor Industri Pengolahan, Perdagangan dan sektor Pertanian. Pada triwulan III tahun 2023, sektor induatri Pengolahan berkontribusi 30,38 persen pada PDRB Jatim, sektor Perdagangan 18,87 persen dan sektor Pertanian 11,61 persen. Sedangkan 14 sektor lainnya memberikan kontribusi sebesar  39,14 persen pada PDRB Jatim.

Lanjutnya, berdasarkan data BPS, surplus perdagangan barang dan jasa Jatim disumbang oleh perdagangan antar daerah. Pada 2022 ketika NET ekspor perdagangan luar negeri defisit Rp 133.3 triliun, justru NET ekspor perdagangan antar daerah menunjukan surplus Rp 323.47  triliun, sehingga total neraca perdagangan barang dan jasa di Jatim pada 2022 mengalami surplus Rp 190.17 triliun.

Sekprov menambahkan, sebagai informasi, pada tahun 2022 kegiatan misi dagang dilaksanakan sebanyak 12 (dua belas) kali dan menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 1,83 triliun dengan jumlah transaksi sebanyak 490. Dan pada tahun 2023 telah dilaksanakan sebanyak 7 (tujuh) kali dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,82 triliun dengan total 221 transaksi.

“Nilai neraca perdagangan Jatim dengan Malut sebesar Rp 1,14 triliun yang terdiri dari nilai bongkar (beli dari Malut) sebesar Rp 329,81 miliar dan nilai muat (jual ke Malut) sebesar Rp 811, 77 miliar. Sehingga neraca perdagangan Jatim dan Malut surplus Rp 481,92 miliar. Malut selama ini menyuplai beberapa komoditi utama (biji dan bunga pala, kapulaga, tanaman ekstra wewangian, ikan beku, kayu, daging, skrap besi, kakao, skrap aluminium dan lainnya), sedangkan Jatim menyuplai komoditas sepeda motor, besi dan baja, minyak petroleum, daging ayam, mesin pengolah data otomatis reservoir, mobil penumpang, beras, ubin dan paving, gas alam dan lainnya,” jelasnya.

Dirinya berpesan agar kegiatan misi dagang Jatim dan Malut ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga dapat menciptakan sinergitas khususnya dalam hubungan kerja sama di sektor industri dan perdagangan, serta mewujudkan kedaulatan pasar dalam negeri dengan melestarikan, mencintai, bangga dan mau beli serta memakai produk buatan negeri sendiri.

Sekadar diketahui, tercatat kurang lebih 150 pengusaha yang ambil bagian dalam kegiatan ini (50 pengusaha dari Jatim dan 100 pengusaha dari Malut).

Hadir dalam acara itu, Sekprov Malut, Sekprov Jatim, Sekkot Ternate, pimpinan OPD terkait Jatim dan Malut serta para pengusaha dan juga tamu undangan lainnya. (Ian).