Meriah, Festival Kie Raha Paradae Budaya Pemprov Malut Sukses Digelar

Megasofifi.com-Dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 79 tahun 2024, Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut menggelar Festival Kie Raha Parade Budaya di Ibu Kota Sofifi, Rabu (14/8/2024).

Parade yang dibuka langsung oleh Pj. Sekretaris Daerah Maluku Utara, Abubakar Abdullah, berlangsung meriah. Para peserta dilepas secara simbolis oleh Pj. Sekda di bundaran 99 Sofifi menuju lokasi utama lokasi paneran HUT di samping Masjid Raya Sofifi.

Koordinator Festival Budaya, Darwin Arahman mengungkapkan peserta yang mengikuti kegiatan ini mencapai 3 ribu orang dan dimeriahkan oleh para pelajar  serta berbagai komunitas serta organisasi. Seluruh peserta parade kompak menggunakan pakaian adat, mulai dari Kesultanan Jailolo, Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, dan Kesultanan Bacan.  Selain itu, kegiatan ini juga dimeriahkan Paguyuban Jawa, Sulawesi, Gorontalo, dan Buton, serta 15 komunitas budaya lainnya.

Pj Sekda Abubakar Abdullah dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut yang telah menyelenggarakan acara pawai tersebut. Dirinya pun menyampaikan permohonan maaf dari Pj. Gubernur yang tak sempat hadir meramaikan acara tersebut karena berada di Jakarta.

“Saya mengapresiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang telah menyelenggarakan Karnaval Krie raha ini. Mohon maaf karena pak Pj. Gubernur tidak berkesempatan hadir karena beliau masih ada tugas di Jakarta,” pungkasnya.

Diketahui kegiatan yang bertemakan “Rempah Kie Raha Jalan Budaya ” konsep dan festival ini berdasar pada nama “Kie Raha” yang lahir berawal dari terwujudnya kerjasama pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam produk jalur rempah yang difasilitasi oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Inspektorat Jendral Kebudayaan Kemenkub Distrik RI tahun 2024.

Penguatan narasi “Jalur Rempah” menjadi narasi dalam pelaksanaan. Terciptanya konektifitas budaya serta menghidupkan ekosistem kebudayaan menjadi sasaran keberlanjutan.

Sedangkan objek warisan budaya menjadi objek utama yang diangkat dalam pelaksanaan program jalur tempah dan berperan sebagai media, dalam penguatan narasi jalur rempah yang diharapkan atas dasar itulah maka dicetuskan nama “Festival Kie Raha”. (Ian)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *