Ikuti Rakor PID Kemendagri, Asisten II Soroti Evaluasi Ketersediaan Harga Komoditas Bahan Pokok di Malut

Ternate,megasofifi.com-Pj Gubernur Maluku Utara yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Ir. Sri Haryanti Hatari, M.Si., mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah (PID) Kementerian Dalam Negeri Tahun 2024 secara daring.

Rakor dipimpin langsung oleh Plt. Sekjen Kemendagri Komjen. Pol. Drs. Tomsi Tohir Balaw, M.Si., dalam sambutan pengantarnya, Tomsi Tohir menekankan terkait dengan realisasi pendapatan APBD Provinsi, Kabupaten/Kota se-Indonesia Tahun Anggaran 2024.

Ia menekankan bagi Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang realisasi pendapatan APBD nya di bawah 80 persen agar melakukan konsolidasi atau evaluasi untuk mengetahui mengapa realisasinya tidak tercapai.

“Ada tren upaya mencantumkan angka rencana pendapatan yang besar supaya belanjanya bisa besar, supaya APBD-nya besar. Namun demikian di akhir ini akan minus. Tolong jangan sampai terjadi”, ucap Tomsi Tohir.

Tomsi juga menekankan untuk memperhatikan realisasi belanja APBD Provinsi, Kabupaten dan Kota se-Indonesia TA 2024 sehingga persentase belanjanya dapat baik, efektif dan efisien.
Ia juga mengingatkan di mana pada penutup tahun akan ada kenaikan IPH dan lain sebagainya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Dr. Pudji Ismartini, M.App.Stat., dalam paparannya menyampaikan mengenai Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan Harga pada Minggu ke-4 Desember 2024 yakni perkembangan inflasi komponen inti.

Sepanjang 2024 hingga November, komponen inti mengalami inflasi (November, y-to-d) sebesar 2,09 persen dengan andil sebesar 1,33 persen terhadap inflasi umum. Komunitas penyumbang andil tertinggi adalah emas perhiasan yakni sebesar 0,34 persen. Komoditas ini mengalami inflasi bulanan secara terus menerus sejak September 2023 s.d November 2024 (15 bulan terakhir). Diikuti oleh kopi bubuk, minyak goreng, nasi dan lauk, sewa rumah, dan akademi/ perguruan tinggi.

Lebih lanjut dijelaskan mengenai perkembangan inflasi komponen bergejolak. Sepanjang 2024 hingga November, komponen bergejolak mengalami deflasi (November, y-to-d) sebesar 1,89 persen dengan andil sebesar -0,31 persen terhadap inflasi umum.

Melihat perkembangan inflasi bulanan sepanjang Januari 2020 s.d November 2024, pada Semester II terlihat pola yang cenderung berulang yaitu selalu terjadi deflasi bulanan. Pada 2024, komponen harga bergejolak mengalami deflasi bulanan lebih sering, yaitu sebanyak 7 kali berturut-turut dari April sampai Oktober 2024. Kemudian November 2024 mengalami inflasi bulanan.

“Melihat history, bulan Desember biasanya terjadi inflasi harga bergejolak”, ucapnya.

Pudji juga menjelaskan mengenai Indeks Perkembangan Harga M4 Desember 2024. Secara nasional jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami IPH pada M4 Desember lebih banyak dibandingkan Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan IPH. Sedangkan, pada M4 Desember 2024, terdapat 35 provinsi yang mengalami IPH dan 3 yang mengalami penurunan IPH. Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH di sebagian besar provinsi tersebut adalah cabai merah, bawang merah, dan daging ayam ras.

Usai mengikuti Rakor, Sri Hatari menegaskan khususnya kepada instansi terkait agar bisa mengendalikan bahan pokok sehingga bisa tetap tersedia komoditas bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat dan terkendali harganya.

Pada kesempatan tersebut, Sri juga mengajak kepada seluruh stakeholders untuk bersama-sama menjaga serta memelihara suasana yang sudah kondusif di Maluku Utara.

“Ke depan kita lebih gencar lagi melakukan upaya-upaya penyebarluasan terkait dengan bahan pokok yang diharapkan tidak terjadi kenaikan harga yang terlalu signifikan”, tandasnya.

Beberapa informasi yang dihimpun selama Rakor berlangsung, adalah sebagai berikut :
• Realisasi Belanja APBD Provinsi Maluku Utara : 81,82 %
• Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Maluku Utara : 93,95 %
o Kota Tidore Kepulauan : 94,64 %
o Kab. Taliabu : 63,42 %
o Kab Kep. Sula : 65,05 %
o Kab Halmahera Utara : 50,79 % ( sangat jauh dari prediksi )
• Secara historis komponen bergejolak ketiga komoditas ini selalu mengalami Inflasi di Bulan Desember secara y-o-y dan y-t-d, yaitu Cabe Merah, Cabe Rawit dan Telur ayam;
• Komoditas penyumbang andil terbesar pada Inflasi bergejolak adalah Cabe Merah, Cabe Rawit dan Telur Ayam Ras
• Perkembangan Inflasi sepanjang tahun di bulan Desember 2021 : 1,56 %, Desember 2022 : 3,36 %, Desember 2023 : 1,80 %, sepanjang 2024, inflasi 2,09 % dg andil 1,33 % terhadap inflasi umum,
• Komponen Inti Harga Bergejolak, penyumbang andil tertinggi terhadap inflasi Tahun 2024, adalah :
o Emas perhiasan, mengalami inflasi bulanan secara terus menerus selama 15 bulan terakhir;
o Minyak goreng;
o Sewa Rumah;
o Tarif Akademi Perguruan Tinggi ;
• Inflasi Komponen Harga Bergejolak terlihat kembali secara berturut-turut sebanyak 7 kali, yakni April – Oktober 2024
• Harga Cabai Merah pada M4 Desember 2024 diwilayah luar Jawa Sumatera rata-rata berada pada Rp.43.640/kg dalam rentang Harga Acuan Pembelian
• Harga Telur ayam ras pada M4 Desember 2024 naik 3,15 % dibandingkan bulan Nov 2024 dan naik pada 66, 36% wilayah di Indonesia. Secara rata-rata berada diatas HAP Rp. 33.600
• Indeks Pengembangan Harga pada M4 Desember 2024, secara umum Kab/Kota mengalami kenaikan.
• Penurunan Indeks Pengembangan Harga tertinggi : Kab Halmahera Selatan sebesar -0,72 %

Rakor tersebut juga di ikuti oleh unsur Kementerian, Lembaga, BULOG, Forkopimda, Kepala Daerah seluruh Indonesia, serta Tim Pengendali Inflasi Daerah se-Indonesia. (*/ian)