Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Malut, Sejumlah Prestasi Berhasil Ditorehkan

SOFIFI-Kepolisian Daerah (Polda) Maluku Utara sepanjang 2025 menampilkan wajah yang kontras, sejumlah prestasi pun ditorehkan. Di satu sisi, korps berseragam cokelat ini berhasil menyabet berbagai prestasi olahraga dari level provinsi hingga internasional. Namun di sisi lain, catatan hitam pelanggaran personel dan angka peredaran narkoba masih menjadi rapor merah yang membayangi.

Demikian disampaikan Kapolda Malut Irjen Pol Waris Agono didampingi Wakapolda dan Kabidhumas Polda Malut dalam laporan rilis akhir tahun 2025 bertempat di Aula Hotel Royal Mix Sofifi, Selasa (30/12/2025).

Dalam pemaparannya, Kapolda menyampaikan bahwa sepanjang 2025, Polda Malut mencatat 109 kasus pelanggaran disiplin. Meski angka ini turun tipis dibandingkan tahun sebelumnya, tumpukan perkara pelanggaran Kode Etik Profesi Polri justru mencapai 129 kasus dengan tingkat penyelesaian yang baru menyentuh angka 60 persen. Tak hanya itu, 17 personel tercatat terlibat dalam tindak pidana umum.

Direktorat Reserse Narkoba mencatat lonjakan signifikan. Pengungkapan kasus narkotika melesat 33 persen dibandingkan tahun lalu. Sebanyak 195 tersangka berhasil diringkus, dengan rincian 68 orang berperan sebagai pengedar dan 127 lainnya adalah pemakai.

Barang bukti yang disita pun beragam, mulai dari 4,9 kilogram ganja hingga ratusan butir obat-obatan terlarang seperti Tramadol dan Hexymer. “Seluruh barang bukti direncanakan akan dimusnahkan pada Januari 2026 mendatang,” ucap Irjen Waris.

Sementara itu, di ranah kriminalitas khusus, kejahatan siber (Tipidsiber) kini mendominasi dengan 21 kasus, mengungguli tindak pidana korupsi (Tipidkor). Kendati demikian, kerugian negara akibat praktik korupsi di Maluku Utara sepanjang 2025 tetap fantastis, yakni mencapai Rp 11,03 miliar.

Penganiayaan Masih Mendominasi Jalanan Untuk kejahatan konvensional, Direktorat Reserse Kriminal Umum mencatat penurunan tipis sebesar 2,6 persen dengan total 1.638 kasus. Meski menurun, pola kekerasan masih menjadi momok utama di masyarakat. Kasus penganiayaan menempati urutan pertama dengan 344 laporan, disusul oleh pengeroyokan sebanyak 131 kasus.

Di wilayah perairan, Direktorat Polairud melaporkan situasi yang relatif lebih terkendali. Jumlah kasus menurun 5,8 persen, didominasi oleh tindak pidana perikanan sebanyak 11 kasus. Efektivitas penyelesaian perkara di sektor ini tergolong tinggi, yakni mencapai 87,5 persen.

Laporan akhir tahun ini menjadi potret besar bagi Polda Maluku Utara: sebuah upaya menyeimbangkan prestasi di gelanggang olahraga dengan tantangan penegakan hukum dan pembenahan internal yang belum usai.(*/ian)