Pj. Sekda Malut Bicara Pendidikan pada Rakor Implementasi Kurikulum Merdeka dan Tindak Lanjut Rapor Pendidikan Jenjang SMK Tahun 2024

Megasofifi.com-Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara Dr. Abubakar Abdullah,S.Pd.,M.Pd, menghadiri Rapat Koordinasi Implementasi Kurikulum Merdeka dan Tindak Lanjut Rapor Pendidikan Jenjang SMK Tahun 2024, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara, pada Selasa malam (27/08/24) bertempat di Kie Raha Ballroom, Muara Hotel Ternate.

Rapat Koordinasi dengan Tema “Revitalisasi SMK Membentuk Generasi Unggul Siap Kerja,” ini turut dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Malut Damrudin,S.Pd.,M.Si, Sekdes Dinas Dikbud Provinsi Malut Ramli Kamaluddin,S.Pd.,M.Si, Dekan Fakultas Pertanian Unkhair Ir. Lili Ishak M.Si, Para Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, Pejabat Fungsional Dinas Dikbud Provinsi Malut, serta Para peserta terdiri dari Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Kabupaten/Kota se-Provindi Maluku Utara.

Mengawali sambutannya Pj. Sekda mengatakan secara global, dunia pendidikan dituntut untuk mendaptasi tiga isu besar. Yang pertama Disrupsi Teknologi yang berdampak pada semua sektor. Terutama dalam bidang penerapan kecerdasan buatan, big data, realitas virtual, dan penerapan otomatisasi. Kedua; perubahan sosio-kultural dan sosio-ekonomi yang berefek pada meningkatnya tenaga kerja yang terus bergerak (mobile) dan fleksibel. Ketiga;isu energi alternatif untuk menghadapi perubahan iklim.

Dikatakan, bahwa tiga tuntutan global ini harus menjadi alas dasar dalam mendesain perencanaan pendidikan termasuk pendidikan di level daerah. Hal ini dimaksudkan agar generasi masa depan memiliki kesiapan dan kecakapan yang terukur untuk bersaing secara global.

Lebih lanjut dikatakan Pj. Sekda, Disrupsi teknologi, perubahan sosioekonomi dan isu lingkungan inilah yang mengilhami lahirnya Kurikulum Merdeka, yaitu satu Kurikulum Nasional yang memberikan fleksibilitas bagi para pendidik untuk mengkreasi proses belajar mengajar. Ia mampu mereformulasi tata kelola pendidikan yang menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Melalui pembelajaran
berdiferensiasi, kurikulum merdeka mengakomodasi
berbagai gaya belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja serta kehidupan sehari-hari. Kurikulum merdeka dianggap sebagai salah satu kurikulum yang fleksibel terhadap guru dan peserta didik. Bahkan institusi pendidikan dapat
menyesuaikan kebutuhan belajar dengan latar belakang dan minat peserta didik.

Selain fokus pada pengembangan kompetensi, juga mengajarkan tentang pengembangan karakter dan menjadikan teknologi sebagai instrumen utama.

Pj Sekda menambahkan, tugas kita tidak hanya memahami disain kurikulum. Bagaimana muatan kurikulum itu tiba di alam pengetahuan peserta didik, Kecakapan literaitf, Kemampuan Numerasi, Kualitas Pembelajaran, Penyerapan Lulusan, dan Keselarasan SMK dengan dunia kerja ialah sederet tanggungjawab yang perlu diperhatikan secara serius. Sebab, aspek-aspek inilah yang menjadi faktor penentu Rapor Pendidikan daerah.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa Rapor Pendidikan menampilkan hasil evaluasi sistem pendidikan yang mencakup hasil belajar murid, proses pembelajaran, pemerataan kualitas layanan, kualitas pengelolaan sekolah, serta kualitas sumber daya manusia yang terlibat di sekolah. Setelah pertama kali dirilis pada tahun 2022, Rapor Pendidikan telah digunakan sekolah dan pemerintah daerah sebagai pedoman dalam merencanakan strategi peningkatan kualitas layanan. Hal baiknya juga ialah dokumen ini dapat diakses oleh masyarakat untuk turut berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, ujar Pj. Sekda.

Pj Sekda menjelaskan, secara umum Rapor pendidikan juga dapat digunakan untuk mengukur indikator yang disusun berdasarkan input, proses, dan output pendidikan. Indikator tersebut diturunkan dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Rapor pendidikan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan orang tua.

Jika kita membaca data Rapor Pendidikan nasional tahun 2023, indikator Kemampuan Literasi pada tahun 2023 berada pada posisi 49,26% atau di atas minimum. Turun 4,59 % dari 2021 (53,85%) dengan kategori “Sedang”. Kemampuan Numerasi SMA / SMK /MA / Sederajat berada pada kategori sedang dengan angka prosentase 41,14%. Naik 5,98 % dari 2021 (35,16%).

Kualitas pembelajaran,
pengelolaan dan penyelenggaraan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk SMA/SMK/MA/Sederajat tahun 2023 berada dalam kategori “Sedang” yakni 61,06 %, atau naik 1,62 dari tahun 2021sebesar 59,44
%. penyerapan Lulusan SMK yang melanjutkan ke pendidikan tinggi, bekerja, dan/atau berwirausaha 1
tahun setelah lulus sesuai data Tracer Study 2022 berada pada kategori “Baik” dengan Skor 87,07 %.
Sementara itu, kemitraan dan keselarasan SMK dengan Dunia Kerja sesuai Asesmen Nasional tahun 2022 berada pada kategori “Sedang” dengan skor 54,64 %.

Data-data yang ditampilkan di atas kata Pj Sekda, ialah data Rapor Pendidikan secara nasional dan tentunya menjadi pijakan perencanaan di daerah. Dalam disain kebijakan Pendidikan di masa depan agar mempertimbangkan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perubahan, jelasnya.

Mengakhiri sambutannya, Pj Sekda mengharapkan agar
para guru sebagai tenaga edukatif diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kompetensi abad 21.

Untuk diketahui Rapat Koordinasi ini dirangkaikan dengan Penandatanganan Kerjasama antara Fakultas Pertanian Universitas Khairun dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara tentang peningkatan kualitas SDM melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang disaksikan oleh Pj Sekda Malut.(*/ian)