Pesan Pahlawan Nasional “Babullah” Di Puncak Gosale

MegaSofii.Com,- Semangat peringatan Hari Pahlawan ke 77 tahun 2022 di Provinsi Maluku Utara juga dibacakan pesan-pesan pahlawan. Sejumlah pesan pahlawan Nasional dibacakan Saraswati Jafar dihadapan peserta upacara.
” Pesan Pahlawan Nasional”
SOEKARNO:“Berikan Aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Dan berikan aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”

Moh. HATTA:“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita.”

“Jatuh bangunnya Negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain menghormati bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan bumi pertiwi.”

Foto bersama Sekprov Malut, Forkompinda dan pejuang Veteran Maluku Utara.(foto: Fikar)

JENDERAL SUDIRMAN:“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder pemerintah TNI akan berjuang terus.” (Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta, dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pertanyaan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya.)

Prof. Moh. YAMIN, SH:“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri.”

R.A KARTINI:“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa Aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tidak dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”

GUBERNUR SURYO:“Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada kembali.”

PATTIMURA:“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak pattimura-pattimura muda akan bangkit.” (Disampaikan pada saat akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817)

SULTAN NUKU:“Menghadapi penjajah Belanda tidak saja bermodal berani, namun harus memiliki taktik serta strategi yang baik untuk mengalahkan lawan. “Tuan-tuan sekalian. Keadilan harus ditegakkandi negeri para leluhur ini, sekalipun mengorbankan keluarga dan nyawa sekalipun”(Sultan Nuku, 1800). Sultan Saedul Jehad Muhammad El Mabus’t Amiruddin Syah Kaicil Paparangan Jou Barakati.

“Bolito Se Loa Se Banari Ua, Ho Toma Nolo Soma Se Gurango Ma Ngam, Isa Toma Kie Ega Se Soho Ma Ngam.”

“Jika Engkau tidak menegakkan keadilan dan kebenaran, ke laut menjadi santapan buaya dan hiu, ke darat menjadi makanan empuk binatang buas”

SULTAN BAABULLAH:“Yang salah harus bertanggung jawab, bila ada perlawanan dari mereka dan merasa terancam, maka perangilah mereka. Tapi jangan memerangi orang yang tidak berdaya. Menguasai laut, membangun komunikasi adalah kunci kemenangan kita”(Sultan Baabullah, 1576).(*/Ajir).