MegaSofifi Com,- Maluku Utara secara historis dikenal sebagai pusat perdagangan sehingga semua pihak harus komitmen dalam berkolaborasi mendorong komoditas rempah yang ada di Maluku Utara. Demikian disampaikan Gubernur Maluku Utara yang diwakili Asisten II Sri Haryanti Hatari pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) jalur rempah yang diselenggarakan Bank Indonesia perwakilan Maluku Utara, bertempat di Royal resto, Kamis (19/1/23).
Kegiatan FGD mengusung tema “Menyongsong Jalur Rempah Sebagai Warisan Budaya Dunia antara Sejarah dan Realita” sebagai strategi penting peningkatan ekonomi daerah dalam mendorong pengembangan lokal economic dan posisi Maluku Utara sebagai jalur rempah dunia dan kegiatan Indonesia Space Up The World (ISUTW).
Dalam rangka memperkuat strategi tersebut, BI Perwakilan malut melaksanakan FGD antar pemangku kepentingan yang melibatkan Pemerintah Provinsi Malut, Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan.
Asisten II Sri Haryanti Hatari saat menjadi narasumber dalam kegiatan FGD menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Ternate terutama telah berupaya keras dalam mempromosikan Branding City sebagai Kota Rempah.
“kami mendukung sepenuhnya pengakuan sebagai jalur rempah”,kata Asisten 2
Ia juga berharap, komoditas pala dann cengkih yang dikenal sebagai komoditas rempah yang memiliki kejayaan di masa lalu agar mendapat perlindungan terutama tidak ditebang saat membangun infrasturktur.
FGD ini, banyak hal telah didiskusikan terkait dengan indentitas jalur rempah. Dengan mempromosikan brand rempah yang dimiliki diharapkan dapat mendorong sektor ekonomi kreatif baik melalui pariwisata maupun aspek kebudayaan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi para pelaku UMKM.
Hadir dalam kegiatan ini, Wali Kota Ternate DR M. Tauhid Soleman, Anggota DPRD Provinsi Malut, Ishak Naser, Rektor Unkhair M. Ridha Ajam, Deputi BI Perwakilan Malut, Indra Gunawan, para OPD Kota Ternate dan Kota Tidore kepulauan, Sekkot Ternate Jusuf Sunya serta tamu undangan lainnya.(“/Enji)